Selamat datang di Yayasan Umat Mandiri Al Ashri (UMA)

KEYAKINAN DASAR TENTANG NUBUWWAH


Pengantar

Allah menciptakan alam semesta ini lengkap dengan petunjuk-petunjuknya. Bahkan Allah juga menunjuk satu mentor untuk membimbing manusia. Sang mentor ini bertugas untuk menjelaskan petunjuk kehidupan ini kepada manusia.


Pada setiap masa, Allah menghadirkan seorang mentor kehidupan yang bertugas membimbing manusia ke jalan yang lurus. Agar manusia tahu untuk apa hidup ini, bagaimana menghadapi kehidupan ini, dan apa tujuan akhir dari kehidupan ini.

Para mentor inilah yang disebut dengan para utusan Allah (rusulullah). Buku petunjuk kehidupan itu adalah kitab suci. Firman-firman Allah yang diturunkan kepada para rasul untuk disampaikan kepada umat manusia.


Para Rasul Allah dan Kitab Sucinya

Para rasul ini jumlahnya sangat banyak. Mereka hadir sejak awal kehadiran manusia di muka bumi. Informasi tentang para rasul ini tentunya tidak dapat kita peroleh dari buku catatan sejarah. Sebab para rasul ini telah hadir sejak manusia belum mengenal tulis menulis yang belum pula menyadari akan pentingnya mendokumentasikan suatu sejarah.

Sedangkan pada zaman modern ini, ketika orang telah terepelajar sedemikian rupa juga tentunya tidak mungkin untuk merekonstruksi sejarah, melacak jejak para rasul hingga rasul pertama. Sangat banyak data yang tidak bisa dihadirkan.

Oleh karenanya, kita mendapatkan informasi ini melalui kitab suci al-Quran, melalui apa yang difirmankan Allah, Sang Pembuat Sejarah itu sendiri. Mengapa kitab suci al-Quran, bukan yang lainnya? Sebab inilah satu-satunya kitab suci yang masih bisa dijamin keontentikannya. Sebab kitab suci ini ditulis dan dihafal oleh umat manusia sejak ia diturunkan hingga saat ini.

Dari sisi kronologi turunnya, kitab ini juga merupakan edisi terakhir firman Allah yang diturunkan, sehingga pada kitab edisi terakhir inilah kita dapat mendapatkan informasi mutakhir (ter-update). Lalu apa yang disampaikan Allah mengenai para rasul ini dalam kitabn suci al-Quran? Allah SWT berfirman:


وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad). Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul pun membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka, apabila telah datang perintah Allah (hari Kiamat), diputuskanlah (segala perkara) dengan adil. Ketika itu, rugilah para pelaku kebatilan.” (QS. Al-Ghafir [40]: 78).


Ayat di atas menegaskan bahwa par rasul itu sebagian ada yang diceritakan kepada Nabi Muhammad SAW ada juga yang tidak. Nama-nama rasul yang diceritakan dalam al-Quran adalah sebagai berikut:


1. Adam diutus untuk memimpin anak cucu Adam dan bani Qabil.
2. Idris diutus untuk bani Qabil di Babul, Iraq dan Memphis dan bani Syits di Abu Qubays hingga Mesir.
3. Nuh diutus untuk bani Rasib di wilayah Selatan Iraq.
4. Hud diutus untuk ʿĀd yang tinggal di Al-Ahqaf, Yaman.
5. Shaleh diutus untuk kaum Tsamūd di Semenanjung Arab.
6. Ibrahim diutus untuk bangsa Kaldeā di Kaldaniyyun Ur, Iraq.
7. Luth diutus untuk negeri Sadūm dan Amūrah di Syam, Palestina.
8. Isma'il diutus untuk untuk penduduk Al-Amaliq, bani Jurhum dan qabilah Yaman, Mekkah.
9. Ishaq diutus untuk Kanʻān di wilayah Al-Khalil, Palestina.
10. Yaqub diutus untuk Kanʻān di Syam.
11. Yusuf diutus untuk Hyksos dan Kanʻān di Mesir.
12. Ayyub diutus untuk bani Israel dan bangsa Amoria (Aramin) di Horan, Syria.
13. Syu'aib diutus untuk kaum Rass, negeri Madyan dan Aykah.
14. Musa dan Harun diutus untuk bangsa Mesir Kuno dan Bani Israel di Mesir.
15. Zulkifli diutus untuk bangsa Amoria di Damaskus.
16. Yunus diutus untuk bangsa Assyria di Ninawa, Iraq.
17. Ilyas diutus untuk Funisia dan bani Israel, di Ba'labak Syam.
18. Ilyasa diutus untuk bani Israel dan kaum Amoria di Panyas, Syam.
19. Daud diutus untuk bani Israel di Palestina.
20. Sulaiman diutus untuk bani Israel di Palestina.
21. Zakaria diutus untuk bani Israil di Palestina.
22. Yahya diutus untuk bani Israil di Palestina.
23. Isa diutus untuk bani Israil di Palestina.
24. Muhammad seorang nabi dan rasul terakhir yang diutus di Jazirah Arab untuk seluruh umat manusia dan jin.

Melalui para rasul inilah Allah menyampaikan firmanNya untuk disampaikan kepada umat manusia. Namun demikian kita juga tidak dapat melacak seluruh firman Allah yang telah diturunkan. Al-Quran memberikan informasi adanya firman Allah yang terangkum dalam empat kitab suci: kitab suci Taurat diturunkan kepada Nabi Musa, kitab suci Zabur diturunkan kepada

Nabi Dawud, kitab suci injil diturunkan kepada Nabi Isa, dan kitab suci al-Quran ditutunkan kepada Nabi Muhammad.

Kitab suci ini hampir semuanya telah banyak mendapatkan campur tangan manusia. Kebanyak telah beralih bahasa dari bahasa asal diturunkannya. Sangat sulis untuk melacak dan mendapatkan bukti tentang keotentikan kitab-kitab ini.

Kecuali kitab suci al-Quran. Kitab ini masih terjaga hingga sekarang dengan bahasa asli pada saat diturunkan. Sebab kitab ini ditulis dan dihafal dengan bahasa asli saat turun (bahasa Arab) sejak turun hingga saat ini. Hari ini kita masih dapat meyaksikan dengan mata kepala kita betapa banyaknya orang yang hafal kitab suci ini. Bahkan banyak diantaranya anak kecil.



Kedudukan Nabi Muhammad dan Kitab al-Quran

Sebagaimana kita simak di atas, para rasul ini mendapatkan wahyu dari satu Tuhan, Allah SWT. Semuanya adalah utusan Allah SWT. Diantara mereka saling memperkuat dan saling menyempurnakan. Dalam beberapa hal juga mengoreksi kesalahan kitab suci sebelumnya yang diakibatkan oleh campur tangan dan ulah manusia.

Demikianlah seterusnya, yang datang belakangan menyempurnakan yang datang terdahulu. Hingga sampai pada rasul terakhir, Nabi Muhammad SAW dengan kitab suci al-Quran.

Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi. Tidak ada Nabi sesudahnya. Ajaran yang dibawanya bukanlah ajaran yang sama sekali baru. Tapi merupakan pelanjut dan penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya. Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « إِنَّ مَثَلِى وَمَثَلَ الأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِى كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بَيْتًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ ، إِلاَّ مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ ، فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِهِ وَيَعْجَبُونَ لَهُ ، وَيَقُولُونَ هَلاَّ وُضِعَتْ هَذِهِ اللَّبِنَةُ قَالَ فَأَنَا اللَّبِنَةُ ، وَأَنَا خَاتِمُ النَّبِيِّينَ »

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan aku dengan Nabi sebelumku ialah seperti seorang lelaki yang membangun sebuah bangunan kemudian ia memperindah dan mempercantik bangunan tersebut kecuali satu tempat batu bata di salah satu sudutnya. Orang-orang ketika itu mengitarinya, mereka kagum dan berkata, “Amboi, jika batu bata ini diletakkan, akulah batu bata itu dan aku adalah penutup para nabi.” (HR. Bukhari, no. 3535 dan Muslim, no. 2286).

Allah juga menegaskan kedudukan al-Quran atas kitab suci sebelumnya yaitu sebagai pembenar dan pengoreksi kitab suci sebelumnya. Allah SWT berfirman:


وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ

Artinya: Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan. (QS. Al Maidah [5]: 48).


Prinsip-prinsip Dasar Berkenaan dengan Nubuwwah

Para rasul semuanya adalah manusia teladan. Mereka adalah para mentor kehidupan yang ditunjuk Allah SWT untuk membimbing manusia. Kita mempercayai sekaligus meneladani mereka semua. Tidak membeda-bedakan antara satu dan yang lainnya.

Namun demikian untuk memudahkan kita dalam rangka mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, kita akan meringkasnya pada rasul terakhir: Nabi Muhammad SAW. Sebab seluruh arajan para rasul telah diringkas pada ajaran Nabi Muhamammad SAW. Dengan meneladani Nabi Muhammad SAW, kita telah meneladani semuanya.

Selanjutnya, untuk mempraktikkan hal ini ada 2 (dua) prinsip dasar yang harus kita jadikan landasan dan kita realisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama, Nabi Muhammad SAW adalah mentor kehidupan yang harus dijadikan panutan oleh seluruh umat manusia. Sebab beliaulah rasul terakhir Allah. Beliau adalah rule model (uswatun hasanah) dan idola kita. Muhammad harus menjadi orang pertama yang paling kita kagumi dan kita teladani dalam hidup ini.

Kedua, kita ini adalah penerus dakwah beliau. Para rasul telah berakhir. Sekarang kitalah yang harus melanjutkan dakwah mereka. Menyampaikan ajaran yang dibawa oleh nabi terakhir, Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya, untuk merealisasikan 2 (dua) prinsip di atas, ada beberapa hal pokok yang harus kita lakukan.

Pertama, memahami sejarah Nabi Muhammad SAW. Tanpa mengetahui siapa Nabi Muhamamd SAW maka mustahil akan muncul rasa cinta, rasa kagum yang kemudian membuat kita menjadikan beliau sebagai teladan kehidupan. Mungkin kita percaya bahwa beliau adalah rasul terakhir. Tapi kepercayaan kita itu kering, sekedar ikut-ikutan orang.

Untuk memenuhi hal ini tentu banyak yang bisa kita lakukan. Kita bisa belajar sejarah Rasul pada ahli sejarah. Atau bisa juga membaca buku-buku atau menonton film tentang sejarah Rasul, dan sebagainya.

Kedua, mempelajari apa-apa yang nabi ajarkan, baik yang beliau katakan maupun contohkan. Hal ini dapat dibaca dalam kumpulan perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW yang disebut dengan hadis. Bacalah hadis-hadis Nabi.

Ketiga, mempelajari langsung firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhamammad SAW. Kita harus mampu membaca kitab suci al-Quran dan versi asli (bahasa Arab) dan belajar untuk memahami pesan-pesannya.

0 Komentar